Pentingnya Melakukan Perencanaan Keuangan : Mulai Dari Mana?

Krisis ekonomi menghantui Indonesia saat mulai masuknya pandemi COVID 19 yang dimulai dengan turunnya gairah pasar untuk melakukan transaksi jual beli dan bisnis, pandemi COVID 19 ini memiliki dampak yang signifikan berpengaruh terhadap perekonomian baik dunia maupun Indonesia. Menteri Keuangan Republik Indonesia mengatakan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 2,3%. Bahkan jika dalam situasi terburuk, ekonomi Indonesia bisa minus hingga 0,4%. Penyebab dari rendahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia ini adalah turunnya minat konsumsi dan investasi masyarakat, baik dalam lingkup rumah tangga maupun lingkup pemerintah. Pandemi COVID19 yang telah menyeret dunia masuk ke jurang resesi global dan tentunya menyebabkan banyak kerugian lain pada aspek perekonomian Indonesia diantaranya (Per Juli 2020) :

  1. Lebih dari 1.5 juta pekerja mengalami PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan dirumahkan. Dari jumlah ini, 90 persen dirumahkan dan 10 persen PHK. Sebanyak 1,24 juta orang adalah pekerja formal dan 265 ribu pekerja informal.
  2. Impor pada triwulan I 2020 turun 3,7 persen year-to-date (ytd).
  3. Inflasi/peningkatan harga secara umum dan terus menerus mencapai 2,96 persen year-on-year. Inflasi ini disumbangkan oleh harga emas perhiasan dan beberapa komoditas pangan.
  4. 12.703 penerbangan di 15 bandara dibatalkan sepanjang Januari-Maret 2020.
  5. Angka kehilangan pendapatan di sektor layanan udara mencapai Rp207 Miliar.
  6. Penurunan okupansi/penempatan pada 6 ribu hotel turun hingga 50 persen.

Kondisi penurunan drastis perekonomian ini tentunya berpengaruh signifikan pula pada kondisi masyarakat dari sisi pendapatan. Pendapatan masyarakat cenderung menurun didukung oleh tren pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di berbagai lapangan pekerjaan. Pandemic COVID 19 membuktikan bahwa sebagai individu dan bagian dari masyarakat kita harus mampu bertahan dan mempersiapkan mitigasi terhadap risiko-risiko yang akan datang ke depannya, khususnya dalam hal pengelolaan keuangan. 

Dari segi tingkat literasi keuangan khususnya kesadaran akan pentingnya pengelolaan keuangan, baru 38.6% masyarakat yang melek akan isu-isu serta pengelolaan keuangan (OJK, 2020). Artinya, masih banyak masyarakat yang tidak siaga dan menganggap bahwa pengelolaan keuangan bukanlah hal prioritas yang harus dilakukan. Padahal, pandemi COVID 19 ini memperlihatkan bahwa masyarakat yang memiliki pengelolaan keuangan yang baik akan cenderung bertahan, stabil, dan memiliki tingkat risiko rendah untuk bangkrut besar-besaran (dalam level individu). Sementara, masyarakat yang memiliki pengelolaan keuangan yang buruk cenderung stress bahkan banyak yang sampai melakukan kejahatan seperti pencurian, perampokan, dan penipuan karena desakan ekonomi dan risiko tinggi untuk tidak bisa memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarga saat pandemi COVID 19 ini masih berlangsung. Oleh karena itu, bagi masyarakat yang masih belum terlalu sadar dan tahu akan pentingnya dan keuntungan yang didapatkan ketika mengelola keuangan dengan baik, ada beberapa cara yang bisa dilakukan sebagai langkah awal untuk memulai menata literasi dan pengelolaan keuangan yang lebih baik ke depannya. Simak Yuk! 

  1. Mengikuti Courses Literasi dan Perencanaan Keuangan 

Maraknya virtualisasi semenjak COVID 19 melanda dunia juga memberikan kesempatan dan keuntungan bagi kita masyarakat untuk bisa mengakses berbagai kursus online dengan berbagai topik, salah satunya literasi dan pengelolaan keuangan. Berbagai web kursus online seperti Coursera, Pijar Mahir, MasterClass, Edx, Udemy, dan sebagainya menawarkan banyak kelas gratis dan berbayar di bidang literasi dan pengelolaan keuangan. Masyarakat hanya perlu melakukan pendaftaran akun dan memilih kelas mana yang akan diikuti, Voila!

  1. Menggunakan Aplikasi Finansial Pengelolaan Keuangan 

Selain kursus online, masyarakat juga bisa mengunduh berbagai aplikasi pengelolaan keuangan di gadget masing-masing, mulai dari money tracker, investment app, portal berita keuangan, dan sebagainya. Menggunakan aplikasi pengelolaan keuangan sangat memudahkan kita untuk melakukan rekap dan kalkulasi untuk memberikan rekomendasi apa hal yang sebaiknya kita lakukan terhadap uang kita dan memitigasi risiko-risiko lain seperti impulsive buying. 

  1. Lakukan konsultasi dengan para perencana keuangan! 

Terakhir, jika masyarakat ingin mengelola keuangan dengan lebih tertarget dan dalam jumlah besar khususnya yang terkait dengan pengelolaan produk investasi, alangkah lebih baiknya untuk berkonsultasi dengan para perencana keuangan (saat ini konsultasi secara virtual sudah banyak lho!) atau pun pengelola dana investasi yang terakreditasi. Sebagai masyarakat, kita juga harus berhati-hati dalam mengelola keuangan dan selalu berkonsultasi terlebih dahulu kepada teman terdekat yang lebih ahli, atau kepada ahlinya sekalipun untuk menjamin apakah yang kita lakukan terhadap uang atau aset kita sudah benar atau belum. 

3 langkah di atas bisa membantu para masyarakat untuk bisa lebih sadar dan pandai dalam mengelola keuangan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi (digitalisasi), terutama dalam menghadapi risiko-risiko di masa depan yang tidak bisa kita prediksi, layaknya pandemi COVID 19 ini, Selain itu, dengan semakin banyaknya masyarakat yang sadar dan ter literasi, indeks literasi keuangan Indonesia bisa meningkat dan mencapai inklusi keuangan di tahun 2030.